Bima, SentralNtb, id - Salah satu aktivitas yang paling menyenangkan adalah baca. Kok, bisa? Ia, karena aktivitas baca bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tidak terikat oleh aturan apapun. Saking tidak memiliki ketentuan atau keterikatan, kita dapat mengambil keputusan sendiri untuk menentukan kapan keinginan untuk baca.
Ya, karena aktivitas baca, bukanlah rutinitas yang berhubungan secara langsung dengan keputusan administratif (beschikkings), tetapi kegiatan yang melafalkan atau mengeja atas rasa keinginan diri untuk mengetahui sesuatu yang terbarukan. Tepatnya rasa tertarik diri ingin meneliti atau menyelami dan menggali lebih dalam tentang sesuatu yang belum di ketahui sama sekali.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Tarigan (2008), bahwa keterampilan baca adalah keterampilan reseptis bahasa tulis, membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis, membaca sbg suatu proses yg dilakukan serta diperguna kan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan.
Artinya aktivitas baca merupakan perbuatan; gerak-gerik, yang tidak memiliki ketentuan ataupun aturan yg mengikat. Tarigan menyebut bhw kegiatan baca dpt mengetahui segala sesuatu yang hendak disampaikan. Jadi, kegiatan baca bisa dilakukan kapan saja tanpa ditekan oleh aturan apapun. Maka, baca adlh salah satu aktivitas yg paling menyenangkan. Selain itu, pelaku pembaca mendapatkan nilai-nilai positif dari apa yang di baca, yakni memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
Nilai positif tersebut dapat memperuntungkan diri dalam memperbesar atau memperluas keinginan untuk semakin menambah kesibukan diri dalam mengembangkan proses kreativitas lain. Misalkan kita baca buku terkait proses pembuatan jajan, membuat kopi dari daun kelor, membuat mobil dr bekas minuman, dan membuat kotak tisu dari daun rotan. Bahan bacaan seperti itu, tidak sekadar menambah khazanah pengetahuan diri, tetapi juga mening katkan skill (keterampilan) untuk mengembang kan potensi yang ada pada diri.
Masih tidak mau, nih, bergelut dengan aktivitas satu ini? Kalau menurut saya, sih, harus segera di praktekkan. Supaya tidak tergeserkan oleh orang-orang yang semangat baca buku. Apa lagi zaman sekarang semakin kesini, semakin sulit untuk mencari lapangan pekerjaan. Kan, jadi tambah ruwet-kan, hidup. Alangkah baiknya, mulai hari ini, yuk, bangun kesadaran untuk baca walau sekadara semenit saja. Lakukan secara rutin. Sampai pada akhirnya, menjadi kebiasaan.
Membangun tradisi baca, sebenarnya, tidak sesulit yang kita bayangkan. Hanya saja sifat malas jauh lebih hidup dari pada sifat rajin. Sehingga menciptakan energi yang tidak dapat memberi ruang untuk bergerak secara aktif dan produktif. Berbeda dengan pribadi yang senang membangun kebiasaan positif. Dimana diri lebih cenderung melihat lebih luas. Karena pikirannya telah terisi oleh energi-energi baik. Jadi, tidak mudah meninggalkan hal-hal baik.
Ingat! Jika sesuatu yang baik kita jadikan sbg tradisi, kebiasaan, atau leluri (Latin: traditio, "diteruskan"), maka secara tidak sadar bahwa kita telah membentuk diri pada perbuatan yang sifatnya membangun. Masa, ia, sih? Tidak percaya? Coba, dekati orang-orang yang benci terhadap merokok, tetapi sekarang menjadi ahli dalam merokok. Pasti akan menjawab hal yang sama. Kenapa? Ya, disebabkan aktivitas itu dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Maksud saya, pada paragraf ini, mengapa kegiatan baca tidak dilakukan hal yang sama? 😁
Kalau saya diminta memilih aktivitas untuk dijadikan sebagai partner dalam hidup oleh oranglain, sudah pasti saya pilih. Toh, mahar nya tidak sesulit mahar nikah dan lain-lain. Buku, majalah, koran, tabloid dan sejenis lainnya tidak rumit didapatkan. Jika tidak punya keuangan untuk membeli paket data untuk mengakses mbah google, tinggal kunjungi komunitas baca dan perpustakaan terdekat. Semua sudah tersedia. Beragam jenis bacaan pula. Tinggal kita pilih bahan bacaan yang kita sukai. Tidak ribet seperti mahar nikahkan? Hehehe, 😁.
Jadi, asyik nih, bicara soal baca. Baiklah, bicara soal baca, saya dikirimkan poto dari seorang guru sedang baca buku di pinggir pantai? Tahu, buku apa yang sedang di baca? Alhamdulillah, Buku The Power of Mapping "Kejernihan Berpikir". Buku yang saya terbitkan pada tgl 20 Maret 2023. Bangga, dong. Siapa yang tidak senang bukunya bisa di baca pada tempat terbuka. Apalagi pantai. Banyak wisatawan yang berkunjung. Tahukan, yang saya maksud? Hehe.
Asli, saya dikagetkan kiriman poto di whatsapp dari Bang Akmal Din . Beliau mengirimkan beberapa poto saat baca buku The Power of Mapping "Kejernihan Berpikir", pun memakai Baju The Power of Mapping saat berliburan di salah satu pantai yang ada di Kabupaten Bima. Suasana begitu asri, adem dan tenang.
Saya membayangkan, betapa asyiknya baca buku sambil menikmati panorama alam yang indah. Ditambah lagi gemericik air laut yang beriringan dengan deburan suara ombak nan indah, lalu sambil menikmati secangkir kopi. Wah, ngebayang nggak, sih? Ini mah, aktivitas baca yang sangat menyenangkan. Apa lagi dilakukan saat hari libur. MasyaAllah, begitu berkah. Waktu tidak ada yang terbuang dengan sia-sia. Semua terisi dengan baik.
Ya, apa yang dilakukan oleh Bang Akmal, kembali menghantarkan ingatan saya ketika melakukan perjalanan darat menggunakan kapal laut ketika berangkat keluar daerah. Ya, kerap kali berjumpa dengan sejumlah bule yg melakukan aktivitas baca di atas Kapal Verry. Mereka begitu santai.
Namun, menariknya, mereka sama sekali tidak mengganggu satu sama lain. Mengedepankan nilai seperti menghargai dan menghormati. Tidak seperti di Indonesia, ada kawan baca, masih saja di ajak berbicara. Tindakan seperti ini, seperti telah menjadi budaya tersendiri. Apakah ini salah satu pengaruh dari rendahnya minat baca di Indonesia, 😀? Tahu, akh, 😂. Warga +62 itu, memang kaya akan komedi, 😅. Itulah, Indonesia, unik dan menarik. Tetapi, bikin kualat.
Ya, tindakan dari Bang Akmal sebagai contoh terkecil saja. Bahwa baca bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Yang terpenting ada keinginan untuk menghadirkan semangat pada diri dalam membangun rutinitas baca. Kenapa begitu penting membaca? Seperti sudah disampaikan, bahwa baca memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas diri. Apa saja itu?Yakni, menambah wawasan dan pengetahuan, mengetahui informasi yang teraktual dan mendapatkan motivasi baru. Dan masih banyak manfaat lainnya.
Setelah mengetahui mahar, manfaat dan tidak terikat oleh aturan, masih malas nih untuk baca? Sayang, lho. Yuk, mari kita semangat menumbuhkan literatur baca pada diri, agar menjadi pribadi diri yang berkualitas. Menjadi manusia yang paripurna.
#Self #Reminder #Hidup
#Berbagi Melalui #Tulisan
Rumah Baca Salahuddin Al Ayyubi
Penulis Buku The Power of Mapping
COMMENTS