Sumbawa, SentralNtb.id – Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar menggelar wisuda terhadap 521 mahasiswa dari delapan fakultas. Wisuda digelar dalam dua sesi, untuk memenuhi protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Termasuk tidak menghadirkan orang tua dan keluarga di lingkungan kampus, sehingga tidak terjadi kerumuman masa selama acara wisuda.
“Wisuda kita laksanakan dua sesi, sesuai dengan usul dan saran pemerintah daerah di dalam menghadapi wabah covid-19. Kita ikut mensukseskan apa yang dicanangkan oleh pemerintah, dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang. Banyak protes, karena biasanya mengharu biru bersama keluarga dan orang tua,” kata Rektor UNSA Dr. Syafruddin, SE., MM saat menyampaikan sambutan dalam acara wisuda.
Dikatakan, dari pelaksanaan wisuda tersebut mengisyaratkan, kita musti mampu bergerak dinamis dan menyesuaikan diri, dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Agar mampu bertahan dan tidak mementingkan atau bertahan dengan sudut pandang sendiri.
Diungkapkan, Sumber Daya Manusia di Unsa khususnya tenaga dosen, setiap tahun diupayakan dan didorong terus mengalami peningkatan, dengan semakin banyaknya dosen bergelar doktor.
Agar dosen UNSA mampu berbuat lebih untuk mencetak dunia pendidikan berkualitas khususnya di Sumbawa.
“Kita masih menggunakan kriteria tujuh. Ada yang menggunakan kriteria sembilan yang menjadi beda penyebutan dengan tiga kriteria yakni baik (C di kriteria tujuh), sangat baik (B di kriteria tujuh) dan unggul (A di kriteria tujuh). berbeda baik di kriteria sembilan dengan baik di kriteria tujuh. Itu juga harus jelas di masyarakat, jangan disamar-samarkan. Karena kita, pendidikan adalah penegak kebenaran. Karena mencari keilmuan dengan kaidah-kaidah ilmiah. Tidak boleh kita mencari sesuatu yang melebihi kebenaran itu sendiri,” tegasnya.
Disebutkan, UNSA bisa bertanding dan siap dikomparasikan dengan universitas lain di Sumbawa, karena institusi pendidikan ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki, dan bukan viralitas.
“SDM-nya, akreditasi itu yang menjadi bukti kualitas. Bukan tentang siapa pemiliknya, bukan tentang siapa yang berdiri disana, atau bukan tentang siapa pejabat yang ada disana. Yang menjadi pembuktian kualitas kampus itu adalah dosennya, kualitasnya, kualifikasinya,” ucapnya.
Ia menilai, saat ini banyak pandangan salah kaprah, dan memandang universitas sebagai proyek. Padahal kampus semustinya bertahan dengan kaidah-kaidah keilmuan sesuai dengan statusnya sebagai institusi pendidikan.
“Ketika pemerintah tidak memberikan apapun, maka kampus mencanangkan diri untuk mandiri. Ketika pemerintah mau melihat kami, maka kami akan memberikan kontribusi kepada pemerintah. Itu konsep kami,” jelasnya.
Ia bertekad, Unsa tetap berada diluar kebijakan-kebijakan tidak adil, dan bersifat makro untuk tujuan mikro.
“Kedengarannya menjamin orang banyak, tapi tatarannya menjamin mereka-mereka yang ada disisinya. Untuk apa kita belajar keluar negeri, prancis dan sebagainya, kalau untuk menjadi pemimpin yang tidak adil. Jangan menjadi pemimpin Singa nomaden, dikelompok A dihina, dikelompk C diejek, dan di kelompok B ditertawakan. Artinya Team work sangat dibutuhkan hari. Menguatkan modal sosial sangat penting untuk menjaga eksistensi dalam memenangkan kompetisi dunia. Atau akan kalah dengan jaringan yang lebih kuat,” tegasnya.
Ia berpesan, agar kampus, dosen, mahasiswa dan alumni, harus tetap membangun modal sosial. Saling mempercayai, membangun jaringan informasi dan jaringan kerja, serta menjaga norma formal dan norma informal.
Ditempat yang sama, Iskandar, Asisten III Setda Sumbawa mewakili Bupati Sumbawa menyampaikan apresiasi dan penghargaan tinggi atas berlangsungnya wisuda pertama di tahun covid-19, dengan munculnya Fase 4.0. Dan pelaksanaan wisuda menjadi dua sesi, merupakan indikasi manusia musti selalu dapat mengatasi setiap situasi dan persoalan.
“Kita melakukan wisuda menjadi dua sesi, yang bermakna selalu ad acara untuk mengatasi persoalan yang ada. Ketika kita dilarang untuk beramai-ramai karena physical distancing, selalu ada solusi. Kita melaksanakan wisuda dengan dua sesi. Ini artinya Universitas SAmawa sudah berhasil untuk menyelesaikan proses pendidikan dan mencetak SDM yang insya allah siap melangkah ke jenjang selanjutnya,” katanya.
Ia berpesan, agar wisudawan dan wisudawati UNSA agar berusaha menjadi orang kompeten dengan modal sarjana, melalui proses-proses selanjutnya.
“Allah menciptakan manusia dalam bentuk wujud fisik. Dan sumberdaya fisik jika dimanfaatkan betul dan mengenal potensi sumber daya fisiknya, maka dia akan menjadi manusia yang dipandang memiliki kapasitas. Mengenal dirinya, mengenal kekuatannya, mengenal kekuatannya, mengenal peluangnya, mengenal tantangannya dalam mewujudkan cita-cita, maka dia disebut sebagai orang yang memiliki kapasitas,” ucapnya.
Dan setiap orang memiliki kapasitas, kemudian mampu diolah dengan akal fikiran, sehingga dapat dimanfaatkan, maka akan disebut memiliki kapabilitas.
“Jadi ada orang yang mengtahui dirinya secara fisik, tapi tidak memanfaatkannya, maka dia orang tidak kapabel,” ujarnya. Dikatakan, saat ini banyak orang yang memiliki kapabilitas, dan berbeda tingkatan antara satu dengan yang lain.
Sehingga orang yang memiliki kapabilitas diatas orang kapabel lainnya, maka disebut memiliki kompetensi.
“Sehingga, adik-adik wisudawan. Agar dapat disebut memiliki kompetensi, kita harus melalui beberapa tahapan. Punya kapasitas dulu, baru punya kapabilitas, baru ke kompetensi,” sebutnya.
Dan kompetensi yang diakui oleh orang kompeten lainnya, akan disebut memiliki reputasi.
“Banyak orang yang kompeten, dan kompetensinya diakui oleh orang kompeten lainnya, maka dia disebut sebagai orang yang punya reputasi. Begitu hukum ala mini bekerja,” ucapnya.
Ia mengajak wisudawan Unsa, untuk mengejar reputasi melalui proses-proses tersebut yang diawali dengan gelar sarjana melalui keilmuan masing-masing.
“Mari berjuang untuk mendapatkan reputasi itu, melalui proses-proses. Banyak hambatan menantang, banyak rintangan. Maka mari kita bekerjasana, karena hakekat keberadaan kita adalah untuk bekerja bersama-sama. Karena kita manusia, sudah ditakdirkan sang pencipta untuk menjadi khalifah. Dan harus punya visi besar, untuk menjaga ciptaan tuhan se-alam semesta ini. untuk itu, mari jadilah orang-orang yang berfikir ke visi besar itu,” ajaknya.
Diketahui, wisuda sesi pertama atau sesi pagi digelar untuk untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebanyak 74 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan (97), Fakultas Pertanian (41) dan Fakultas Teknik (63). Sesi kedua atau sesi sore, yakni Fakultas Ekonomi dan Manajemen (155), Fakultas Peternakan dan Perikanan (58), Fakultas Hukum (11) dan Fakultas Kesehatan (22). (02/JM)
COMMENTS